Rabu, 30 November 2016

The Six Sin’s [PART4]

Hasil gambar untuk red syndicate wallpaper


 Lux membawa Alice ke sebuah ruangan besar kosong hanya dengan satu tempat tidur tua. Lux meminta Alice untuk tidur dan jangan pernah keluar ruangan itu sebelum ia kembali. Lux memegang tangan Alice dan berkata ia akan pergi ke tempat The Four Horsemen berada dan ia akan mendapatkan bloodstone secepatnya.
Setelah Lux pergi Alice turun dari tempat tidurnya dan pergi keluar kamar. Ia tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Lux. Alice membuka pintu dengan perlahan, melihat sekeliling lalu keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju suatu lorong yang cukup panjang. Di ujung lorong terlihat sebuah cahaya redup berwarna merah dengan sebuah bayangan manusia yang sedang mondar mandir. Alice mulai mendekati ruangan merah tersebut, tetapi saat ia berjalan perlahan lantai yang diinjaknya berdecit dan membuat bayangan itu berhenti bergerak. Bayangan itu seperti menoleh ke arah pintu lalu terdengar suara langkah besar mendekat. Alice panik, ia tidak tau harus pergi kemana. Lalu ia bergegas mundur dan menemukan sebuah pintu yang tidak dikunci. Alice bergegas masuk dan segera menutup pintu. Jantungnya berdegup kencang, tangannya pun gemetar. Suara langkah kaki itu pun semakin mendekat lalu berhenti tepat di depan pintu tempat Alice bersembunyi. Alice terkejut dan berusaha menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Badan Alice mulai bergetar saat melihat knop pintu bergerak. Tiba-tiba terdengar seperti suara tembakan yang membuat bayangan tersebut pergi. Alice melepaskan tangannya dari mulutnya lalu menghela nafas dengan panjang tapi kemudian ia terkejut saat mendengar suara seorang pria dengan suara lembut mengatakan “Apa kau Alice?”.
Alice berbalik dan melihat seorang laki-laki tua memakai baju putih dan masker seperti dokter dengan membawa selang pendek berwarna merah. Alice mengangguk menandakan iya lalu berkata “M-maaf telah masuk ke ruangan anda tanpa permisi bukan maksudku tidak sopan, t-tapi . . . “ tiba-tiba pria itu menyela “Tidak apa, silahkan duduk di kursi itu duduklah dengan nyaman”. Alice duduk di salah satu kursi di sudut ruangan, melihat pria itu berjalan menuju lemari kaca dan menaruh selang itu. Dalam lemari itupun ia melihat berbagai macam selang, ada yang bercabang, ada yang berdiameter besar dan kecil, sepertinya pria tua itu sangat menyukai selang. Pria itu melepaskan sarung tangan karetnya lalu membuka maskernya. Pria itu duduk tepat di depan Alice. Pria itu memandang Alice dengan mata tajam, terlihat mengamati Alice dan berkata "Beratmu 45 kilo, tinggimu 158, t-tidak maksudku 159, mengidap angina pektoris cukup lama, obat terakhir yang kau minum beta bloker padahal kau juga mengidap asma broncia."
Alice hanya terdiam dan tercengang melihat pria itu mengetahui semua tentang tubuhnya. Alice hanya mengangguk dan tertunduk. Lalu pria itu mulai berbicara lagi "Oh, maafkan aku belum memperkenalkan diri, aku Invidia salah satu teman kekasihmu, Lux"

“Lalu apa yang membuatmu berada di sini Alice?” Alice menjawab “A-aku keluar dari kamarku karena merasa bosan, lalu aku menyusuri lorong dan melihat ruangan berwarna merah dengan bayangan.” “Aku mencoba mendekatinya lalu kakiku mengijak lantai yang berdecit yang membuat bayangan itu terkejut lalu bayangan itu pergi mengejarku dan akhirnya disinilah aku”. Mendengar itu Invidia tertawa mendengarnya.
“KAU TAHU SIAPA DIA? HAHAHAHAHA...”
Alice hanya menggelengkan kepalanya
“Dia Ira, beruntung kau tidak bertemu dengannya. Jika kau bertemu dengannya mungkin kamu sudah mati dihabisinya.”
Alice hanya terdiam dan merasa bersyukur. Lalu Alice memberanikan diri untuk berbicara pada Invidia. Mereka berbincang semalaman, lalu Alice mulai menanyakan sesuatu. “Tuan Invidia, mengapa anda mengkoleksi selang?”
“Apa maksudmu?” Invidia bertanya-tanya. “Selang yang kau tata rapi di lemarimu”
“Apa kau bercanda? Kau mengira benda itu sebagai selang?” Tanya Invidia terheran.
“Jika bukan selang lalu apa?” tanya Alice
“Itu adalah bagian tubuh manusia favoritku”
Sementara itu di desa, tiba-tiba ada seorang pria muda datang ke tempat itu dengan santai berjalan. Pria itu menuju suatu hotel lalu memesan sebuah kamar. Tetapi ada yang berbeda dengan hotel itu. Hotel itu sudah seperti tempat pengungsian, banyak sekali orang di sana. Pria itu menanyakan pada wanita di front office apa yang terjadi disini. Setelah mengetahui apa yang telah terjadi pria itu tertawa terbahak-bahak lalu berkata “Menarik, lalu dimana The Six Sin’s itu berada?”. Wanita itu terkejut dan berusaha meyakinkan Pria itu kalau The Six Sin’s benar-benar berbahaya. Pria itu hanya menjawab “Kau salah, akulah yang berbahaya disini. Sepertinya liburanku berlangsung sangat cepat, sekarang waktunya aku bekerja dan sepertinya aku membutuhkan teman-temanku” Pria itu pergi dari hotel itu lalu wanita itu melihat gelang naga di tangannya dengan batu ruby di bagian mata naganya. Wanita itu terkejut dan menyadari bahwa laki-laki tadi adalah salah satu dari Red Syndicate.
Red Syndicate adalah kelompok psycopath yang disewa negara untuk membunuh para buronan kelas kakap.

-Alienor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar