Jumat, 06 Januari 2017

The Dark New Year

Hasil gambar untuk firework

31 Desember? Maksudmu acara tahunan yang super duper menyenangkan yang hanya terjadi sekali dalam setahun itu? Ya! Semua orang menyukai hari itu! Dan aku juga sangat menyukainya lebih dari yang orang lain tahu. Karena apa? Aku dan pacarku bisa melakukan hobi kami dengan leluasa disitu! Jika kalian penasaran, maka kalian diharuskan untuk mengikuti acaraku di tahun baru ini. 

Kenalkan, aku Clarrie. Seorang anak yatim piatu yang mulai menginjak masa-masa menyebalkan pada tahap kuliah. Kedua orang tuaku meninggal 3 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 31 Desember. Ya, bertepatan dengan acara tahun baru. Dimana saat orang-orang berpesta dengan gembira, bersenang-senang, tertawa ria, sedangkan aku hanya bisa menangisi kepergian orangtuaku yang meninggal secara tidak wajar. Mereka dibunuh. 


Walaupun begitu, aku tetap menyukai acara tahunan itu. 

Tahun baru kali ini, aku mengajak teman-teman kampusku, termasuk pacarku, dan tiga orang sahabatku untuk berpesta tahun baru di rumahku. Pacarku bernama Devrill, dan tiga orang temanku bernama Floria, Catherine, dan Dreeck. 

Kami mengisi acara pesta ini dengan membakar ikan bersama. Kami juga telah menyiapkan setumpuk kembang api/petasan untuk memeriahkannya. 

Ya, ini adalah malam yang kutunggu-tunggu. Setelah satu tahun lamanya, akhirnya hari ini datang juga.
"Ayo, dimakan makanannya. Jangan sampai kalian pingsan kelaparan ketika puncak dari malam ini terjadi" kataku pada teman-temanku sambil tersenyum. "Hei, kau tak ikut makan?" Tanya Dreeck pada Devrill. "Ah, tidak. Tadi aku sudah makan sebelum berangkat kesini" ujar Devrill. 

Aku pun pamit menuju ke toilet untuk mempersiapkan pelaksanaan hobiku. Disana terdapat sebuah lukisan besar. Ya, jika dilihat sekilas mungkin kalian mengira itu lukisan biasa. Tapi, kalian tidak tahu apa-apa. Aku pun segera menggeser lukisan tersebut. Dan muncullah dinding yang terlihat bolong, lumayan besar. Cukup untuk menaruh sebuah kapak. Ya, inilah hobiku. Aku tersenyum sambil mulai menyalakan petasan dan menghampiri pacarku dengan menggenggam kapak, siap untuk melakukan hobiku kepada mereka. Ya, mereka yang sedang tertidur pulas setelah pesta makan malam. Kemudian teringat aku pada kata-kata yang kuucapkan ketika orangtuaku sekarat. 

"Mama, Papa.. jangan tertidur, kalian tidak akan bisa bangun lagi."
Story by: Zahra Anggreina Pramesti + Rezyka RAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar