31 Desember? Maksudmu acara tahunan yang
super duper menyenangkan yang hanya terjadi sekali dalam setahun itu?
Ya! Semua orang menyukai hari itu! Dan aku juga sangat menyukainya lebih
dari yang orang lain tahu. Karena apa? Aku dan pacarku bisa melakukan
hobi kami dengan leluasa disitu! Jika kalian penasaran, maka kalian
diharuskan untuk mengikuti acaraku di tahun baru ini.
Kenalkan, aku Clarrie. Seorang anak yatim piatu yang mulai menginjak masa-masa menyebalkan
pada tahap kuliah. Kedua orang tuaku meninggal 3 tahun lalu, tepatnya
pada tanggal 31 Desember. Ya, bertepatan dengan acara tahun baru. Dimana
saat orang-orang berpesta dengan gembira, bersenang-senang, tertawa
ria, sedangkan aku hanya bisa menangisi kepergian orangtuaku yang
meninggal secara tidak wajar. Mereka dibunuh.
Tahun baru kali ini, aku mengajak teman-teman kampusku, termasuk
pacarku, dan tiga orang sahabatku untuk berpesta tahun baru di rumahku.
Pacarku bernama Devrill, dan tiga orang temanku bernama Floria,
Catherine, dan Dreeck.
Kami mengisi acara pesta ini dengan
membakar ikan bersama. Kami juga telah menyiapkan setumpuk kembang
api/petasan untuk memeriahkannya.
Ya, ini adalah malam yang kutunggu-tunggu. Setelah satu tahun lamanya, akhirnya hari ini datang juga.
"Ayo, dimakan makanannya. Jangan sampai kalian pingsan kelaparan ketika
puncak dari malam ini terjadi" kataku pada teman-temanku sambil
tersenyum. "Hei, kau tak ikut makan?" Tanya Dreeck pada Devrill. "Ah,
tidak. Tadi aku sudah makan sebelum berangkat kesini" ujar Devrill.
Aku pun pamit menuju ke toilet untuk mempersiapkan pelaksanaan hobiku.
Disana terdapat sebuah lukisan besar. Ya, jika dilihat sekilas mungkin
kalian mengira itu lukisan biasa. Tapi, kalian tidak tahu apa-apa. Aku
pun segera menggeser lukisan tersebut. Dan muncullah dinding yang
terlihat bolong, lumayan besar. Cukup untuk menaruh sebuah kapak. Ya,
inilah hobiku. Aku tersenyum sambil mulai menyalakan petasan dan
menghampiri pacarku dengan menggenggam kapak, siap untuk melakukan
hobiku kepada mereka. Ya, mereka yang sedang tertidur pulas setelah
pesta makan malam. Kemudian teringat aku pada kata-kata yang kuucapkan
ketika orangtuaku sekarat.
"Mama, Papa.. jangan tertidur, kalian tidak akan bisa bangun lagi."
Story by: Zahra Anggreina Pramesti + Rezyka RAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar